KEBERAGAMAN NUSANTARA PROP. JABAR, LAHIRNYA RUMAH KEBERAGAMAN DI JAWA BARAT written By Isfandiari MD
….Lembah Parukuyan menjadi saksi, betapa insan tatar Priangan gandrung-menyadari harmonisasi insan dengan alam. Ruwat bumi adalah iktiar mulia menjaga dan bercengkrama dengannya sebagai wujud syukur atas kebaikan sang pencipta. Dan tak hanya itu, sejarah baru t’lah lahir! Padepokan Parukuyan dan Forum Keberagaman Nusantara Provinsi Jabar menciptakan momentum: lahirnya RUMAH KEBERAGAMAN di Padepokan ini……………..



Geliat rasa berbudaya sudah terasa malam sebelum gelaran ini digelar. Para pecita budaya dengan outfit unik khas daerah masing-masing sudah ‘mendarat’ di Padepokan Parukuyan, sebuah lembah nan asri di Utara Bandung, masuk Kabupaten Bandung. Mereka sowan dengan tuan rumah, Abah Yon Suparman, pimpinan Pondok ngopi santai bareng menikmati malam. Angin dari atas lembah Lembang aroma batang pinus dan tanah basah menemani. Semua seakan tak sabar menunggu acara esok harinya.
Menjelang pagi, geliat acara sudah dimulai. Asap kemenyan mewangi mulai di bakar membumbung ke udara dan lenyap di angkasa. Sound check suara gamelan dan suling mulai menggema menemani semua yang hadir. Sungguh membanggakan melihat putr-putri cantik berusia belasan beradandan rapi, berkebaya bersiap perform tari sesuai roundown yang dijadwalkan. Mereka menebar senyum dan adab hormat kepada orang-orang tua, berbaris cium tangan disambut rasa bangga atas indikasi masa depan geliat budaya yang cerah ditangan mereka.



Para pemudanyapun menjadi magnet yang memesona. Celana pangsi, iket khas daerah-masing masing, menyiapkan diri, mentas dalam atraksi tari,debus di puncak acara.Spanduk, baliho sudah bertebaran di tiap sudut Padepokan, dengan cetakan support berbagai organisasi yang menjadi sahabat Padepokan Parukuyan. Paling membanggakan hadirnya support dari dia lembaga besar pemerintahan yakni kepolisian Polda Jabar dan PT. Pos Indonesia. “Jauh sebelum acara ini digelar, kami sudah sowan kepada Kapolri, Jendral Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo. Msi di Markas besarnya di Jakarta bersama rombongan FKN. Saya memohon dukungan dari kepolisian atas acara Ruwatan Bumi ini dan beliau mensupport,” jelas Abah Yon Suparman, pimpinan Padepokan sekaligus Ketua FKN Provinsi Jabar.



Neng Sania, panitia acara Ruwat Bumi menyodorkan roundown yang begitu padat kepada gasride.net. “Semua pihak sangat antusias mengisi acara di ajang ini. Selain tari dan debus ada juga penampilan ibu-ib u dengan angklungnya,” jelasnya. Prosei penyuambutan tuan rumah kepada tamu yang hadir juga sangat menarik. Rombongan para Jawara berbaris rapi menyambut tamu-tamu dari luar daerah dengan atraksi silat dan debus, kanuragan kekebalan tubuh. Setelah diterima dengan tangan terbuka, semua penggiat budaya saling bertukar pengalaman sambil menikmati hidangan yang ada ditemani tari-tarian yang tak putus silih berganti.








Menjelang sore, moment yang ditunggu-tunggu akhirnya terlaksana. Ini menjadi peristiwa bersejarah dibukan monumen resmi Rumah Kebaragaman Nusantara di Padepokan Parukuyan. “Lahirnya rumah Keberagaman ini bersamaan dengan acara Ruwat Bumi 2025 di Padepokan ini,” bangga Abah Yon. “ Momen kali pertama diresmikan Rumah Keberagaman dan pilihan pertama jatuh tatar Sunda, bumi Priangan ini. Insya Allah, akan lahir lagi rumah rumah keberagaman di provinsi lainnya,” jelas Tuanku Alamsyah Arif Rahmansyah Marbun. “Saya bangga menjadi bagian dari FKN. Moga rumah keberagaan ini membawa manfaat yang besar menciptakan Indonesia yang harmoni dalam ke aneka ragaman yang ada,” tambah Lutfi Hakim, ketua Betawi Rempug yang juga hadir. “Budaya adalah kekuatan bangsa, merupakan akar yang menjamin lestarinya NKRI,” tambah Abah Yusuf Bachtiar pimpinan Kabuyutan Dayeuh Luhur-Pakarang Adat, Jawa Barat. “Keragaman menjadi modal paling berharga demi keutuhan NKRI,” tambah Ki Pemanah Rasa, tokoh budaya Jawa Barat.


Menjelang malam, kemeriahan dan hingar bingar pesta budaya hilang, berganti perenungan menjernihkan jiwa. Dalam keheningan malam, terdengar doa lintas agama nan sendu, menyapa sang Pencipta dengan penuh kerinduan. Acara berakhir dengan sesi ruwatan Bumi dari mata-mata air Nusantara dipimpin Abah Yon.
…..Kami bukan Papua,,,Sunda…Jawa…Padang..Sulawesi…Bali…Madura..dan seterusnya…Kami adalah INDONESIA…..