TURING HISTORIKAL YANG AKAN DICATAT SEJARAH
By Yankee

….Bikers Brotherhood MC (BBMC) Indonesia telah melewati perjalanan panjang selama 37 tahun dengan berbagai pengalaman suka dan duka yang telah dialami oleh setiap membernya. Enggar Santosa dan Asep Sudrajat, dua life member BBMC ini memiliki kisah yang sangat inspiratif. Mereka adalah contoh nyata dari persaudaraan dan kesetiaan dalam sebuah komunitas otomotif / klub motor, khususnya Bikers Brotherhood MC…..
Kali ini mereka berdua bersama peserta lainnya akan menempuh perjalanan panjang, riding dari Mojokerto ke Bandung. Riding yang diikuti 37 members Bikers Brotherhood MC ini akan menjadi sejarah bagi keduanya, karena mereka bisa merasakan kembali tandem chemistry yang sudah lama tidak dirasakan oleh mereka berdua selama bertahun-tahun.
Kisah Enggar Santosa dan Asep Sudrajat adalah contoh bagaimana persaudaraan dan kesetiaan dapat dijalankan dalam sebuah komunitas. Mereka berdua benar-benar menjiwai dan mampu mengimplementasikan motto BBMC dengan wajar tanpa beban dengan style yang gak dibuat buat dan memikul motto yang sangat sakral: “Benteng Pertahanan Terkahir Adalah Persaudaraan”. Asep Sudrajat kelahiran 23 April 1971 yang kerap dipanggil dengan Abah Asep ini telah diangkat kembali menjadi Vigilante oleh El Presidente BBMC (Jhonny Be Good) pada 13 Juni 2025. Sampai saat ini masih tetap memakai motor tuanya untuk riding. Royal Enfield keluaran 1947 masih terawat dan tetap gahar dijalanan walaupun sempat lama “nginep” di bengkelnya Dang Ol di bilangan Kopo Kabupaten Bandung.
Begini kata Kang Asep ketika mengomentari salah satu pendiri BBMC yaitu Paman Eenk (Enggar Santosa), “Menurut saya dia orangnya humble. Kalo dalam aturan beliau itu tegas namun ada sisi humornya dan agak sedikit “baong”. Mengasyikan juga gaul bareng dengan Paman Eenk selama lebih dari tiga puluh tahun” ucapnya saat jumpa di acara Anniversary nya LRCI (Land Rover Club Indonesia) di Cilangkap Jakarta Timur medio Agustus 2025. “Selama kurang lebih 7 tahun saya gak riding bareng. Sekarang saatnya saya akan reuni dengan Paman di Long trip Kirab Pataka Mojokerto-Bandung. Riding kali ini jadi seperti napak tilas melewati jalan jalan yang pernah kami lalui beberapa puluh tahun yang lalu. Riding dengan beliau pasti menyenangkan. Mohon doa aja untuk kelancaran riding kami, karena pake motor klasik.” Ucapnya di kediamannya di Ciaul Sukabumi setelah beliau ngajak jalan jalan kelilling Sukabumi pake Land Rover Serie 1 nya.
Bikers dengan nama lengkap Enggar Santosa yang biasa di panggil Paman Eenk lahir di Bandung, 16 Desember 1965.Selain salah satu pendiri BBMC, beliau juga pernah menjabat sebagai EL Presidente periode tahun 2000 – 2003. Entah sudah berapa kali beliau riding dengan berbagai jenis motor klasik. Di event kirab Pataka kali ini, unit Motor yang akan ditungganginya adalah JLO tahun 1952 175 CC. Sama seperti sohibnya Kang Asep, beliau juga memiliki satu unit Land Rover, mobil 4×4 buatan inggris. Sementara sepeda ontelnya yang sampai sekarang gak pernah mau dijual adalah jenis military keluaran tahun 1942. “Dia teman Riding, orangnya supel, rada liar, dan sangat menghargai pertemanan” Ucapnya saat saya tanya tentang sosok Kang Asep kepada beliau.
Tatapan matanya menerawang jauh menembus ke atas langit. Hembusan nafasnya terasa berat. Kepulan asap roko kretek keluar dari mulutnya. Dengan suara pelan namun cukup mendalam beliau bilang, “Bisa riding bareng lagi dengan Asep, aslina teu kepikiran Mang. Riding 15 tahun bebarengan, sempet vakum lama, sekarang bisa bareng lagi.” Ucapnya lirih. Saya coba mencairkan suasana dengan ngobrol hal lain, yaitu sepeda onthel dan Land Rover.
Sebenarnya perkenalan majalah jakarta dengan Paman Eenk baru 13 tahun, sementara dengan Kang Asep baru 10 tahun. Beberapa members BBMC lainnya (Pendiri, SS, Dewan Adat, LM, Virgin dan Prospek) justru ada yang sudah lebih lama kenal. Bahkan Kang Yoga (mantan juranlis majalah Femina) salah satu SS di BBMC pernah ngasih diklat jurnalistik secara gratis di rumahnya kepada saya. Dan banyak lagi yang gak bisa disebutkan satu persatu disini.
Kedua sosok ini menurut saya adalah representasi real dari bikers versi BBMC Indonesia yang bisa menjiwai dan mengimplementasikan motto BBMC yang sangat sakral itu. Benteng Pertahanan Terakhir Adalah Persaudaraan! Bagi saya ini hal yang objektif dari kaca mata seorang jurnalis. Kalau di Mmc Outsiders Indonesia ada Kang Gingin dan Kang Jeje. Kedua Condors ini mah seperti mur dan baut. Moment riding bareng Paman Eenk dan Kang Asep di event Culture Ride Kirab Pataka Mojokerto Bandung pada 17-19 November 2025 seolah memberi pesan penting dan mendalam kepada junior juniornya (Prospek) bahwa motor hanya sebatas media. Tidak sedikit tandem touring bubar gegara hal sepele. Belasan tahun keduanya jadi tandem riding dan akhirnya terbentuk Chemistry.
Vakum bertahun-tahun gak riding bareng gegara Kang Asep lebih memprioritaskan touring dengan Land Rover nya tidak membuat Paman Eenk marah lalu menjauhinya. Dan saya salah satu saksi hidup digantungnya bertahun-tahun Rompi kulit BBMC milik Kang Asep di dinding kamarnya. Saya pun gak menyangka di tahun 2025 ini seorang keduanya bisa riding lagi dengan mengenakan colors sakralnya BBMC! Menurut saya lumayan cukup sulit dan berat bagi keluarga besar Bikers Brotherhood MC bisa menjiwai dan mengimplementasikan motto yang sakral itu. Ada hal yang tidak bisa dijangkau dengan mata telanjang bagaimana jiwa dan pikiran tapi harus tetap konsisten menjaga marwah klub. Tidak hanya sekadar daftar jadi anggota, ikut aturan klub, punya unit motor, pake colors, lalu touring, datang ke acara, tertawa bersama dan saling peluk pelukan lalu teriak ; Brotherhood Forever Forever Brotherhood!
Banyak juga biker yang patut di contoh sikap someahnya tanpa memandang siapa orang yg dihadapinya. Mereka harus di contoh oleh para anggota yang baru yaitu oleh calon prospek dan prospek. Beberapa biker yang patut di contoh diantaranya; Kang Yoga, Dang Ol, Mang Caca, Mang Chepy Van Java, Mang Yudi Ompong, Mang Mamen, Mang Wongso, Andi Eot, Dikdik Bulu, Bah Yaqin, Andre Huis, Umin, Febby Uliners, Mang Meddy, Mang Yudo dan Faiz, Mang Eko Kantor Pos, Mang Ewok, Kang Nanang (alm), Papeuh (alm), Iyus Young (alm), Dadan Emong, Kang Ii, dll
Bahkan seorang Mang Bro dan Mang Budi Dalton kalau ketemu dengan saya suka cipika cipiki sambil menyapa dengan bahasa Sunda yang sangat halus: “Eeh A Yana kamana wae”. Dan termasuk mereka yang dulunya pernah jadi members BBMC dan sekarang berada di klub motor barunya, mereka semua saromeah dan tetap solid sampai sekarang.
Sementara Kang Dedi Peura (salah satu pendiri BBMC) sudah menganggap saya seperti ke anak sendiri. “Euweuuh, geus dianteur ku urang nepi ka Cibiru Weh nya” dengan suara khasnya beliau mengantar saya dengan motor maticnya di malam buta dari kawasan Cileunyi menuju Bundaran Cibiru. Padahal saya sudah memesan ojol. Sebagai salah satu pendiri apa yang Kang Dedi lakukan jadi bukti bagaimana beliau sangat paham dalam mengimplementasikan motto BBMC!
Sosok lainnya yang sangat menghormati klub dengan dedikasi yang tinggi salah satunya adalah El Presidente Jhonny Be Good. Saya tidak kenal dengan beliau. Ketemu ngobrol pun baru satu kali dalam waktu yang relatif singkat, hanya 30 detik di Hotel Killa Lombok saat Anniversary BBMC ke 31! El Jhon menolak dengan halus untuk di wawancara gegara beliau lagi gak pake rompi kulit. “Mang maaf ya, saya lagi gak pakai Colors” jawabnya singkat sambil agak membungkuk lalu telapak tangan kanannya memegang dengan pelan bagian siku atas tangan kiri saya. Bagi saya itu bukan penolakan, tapi lebih kepada menghormati marwah sebuah klub!
Ada banyak biker yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Mereka semua sangat menghormati profesi seorang jurnalis. Berbeda dengan politisi, banyak yang sombong kalau diminta wawancara. Boleh jadi para politisi menolak karena khawatir dimintai duit. He he…. Ketika saya ketemu dengan Kang Asep di Sukabumi dan Paman Eenk di Bandung, komentarnya sama ketika diminta pendapatnya tentang kejadian seorang biker menggunakan motor lantas mengalami kecelakaan tunggal dijalanan saat touring. “Manehna acan lila momotoranana Cuy.” Ucapnya.
Yang disampaikan oleh kedua bikers ini bukan berarti sombong, tapi memang banyak hal yang luput saat riding puluhan bahkan ratusan kilometer jauhnya ketika menggunakan motor klasik atau motor yang CC nya besar. Disinilah tandem riding dengan Chemistry itu di buktikan. Ke 37 peserta Bikers Brotherhood MC Indonesia yang akan riding dari Mojokerto ke Bandung pada 17 – 19 Nov 2025, tentu semuanya sudah paham betul apa itu riding versi BBMC. Mereka sudah melewati berbagai macam hal dalam sebuah komunitas motor bernama Bikers Brotherhood MC, karena mereka paham betul makna 13 Juni bagi dirinya sendiri!
Berikut daftar peserta Culture Ride Kirab Pataka Mojokerto – Bandung 17 – 19 November 2025 dengan unit motornya.
1. Kang Heru / BSA M20
2. Kang Gany / Norton
3. Lead / Shovelhead
4. Dokter Iwan / Royal Enfield
5. El Presidente / Triumph
6. Koordinator Internal / Royal Enfield
7. Made / Harley-Davidson WL
8. Arif Grt / Royal Enfield
9. Ate Plastik / BSA
10. Abah Aep / Royal Enfield
11. Mang Oting / Royal Enfield
12. Abah Asep Sudrajat/ Royal Enfield
13. Vice Yudha East Java / NSU
14. Mas Dino East Java / Imperiale
15. Mas Heri East Java / Harley-Davidson
16. Mas Ocim East Java / Harley-Davidson
17. Mang Ubro / Norton
18. Farel / Norton
19. Abah Aji / Harley-Davidson Lowrider
20. Adit / Harley-Davidson Softail Slim
21. Erga / BMW
22. Vice Toni / Solo / Suzuki GSX-R
23. Ison / Suzuki GSX-R
24. Pa Nandang / Suzuki GSX-R
25. Bagus / Triumph
26. Mang Bro / Matchless
27. Westra / BSA
28. Kaji Anggun / Harley-Davidson Road Glide
29. Almo / Jakarta C / MZ
30. Bah Yakin / XS
31. Mpo / Shovelhead
32. Pak Eenk / JLO
33. Ridwan / Iron Head
34. Kang Dicky / Velocette
35. Sandhy / Matchless
36. Bayu / AJS
37. Riki / BMW
Riding day 1 – 17/11/ 2025
Mojokerto – Madiun – Solo – Salatiga 280 KM
06.00 ( upacara pusaka pataka )
06.30 Briefing & peserta menuju museum
07.00 Pembukaan
07.05 Sambutan penasehat Museum Gubug Wayang
07.20 Sambutan Walikota Mojokerto/yg mewakili
07.35 Potong tumpeng oleh Penasehat Museum dan Walikota (kondisional) diserahkan kepada EL Presiden Brotherhood sambutan singkat
07.55 Sesi foto Bersama 37 bikers (utama), dilanjutkan dengan lainnya
08.15 Start riding menuju SPBU
08.45 Menuju kediaman Abah Kirun di Madiun
11.30 Sampai di Padepokan Seni Kirun (PADSKI)
ISHOMA
12.30 Melanjutkan perjalanan ke Solo
12.40 Pemberhentian di pom bensin
15.00 Sampai di Solo coffee break
16.00 Lanjut perjalanan ke Saloka Salatiga
16.10 Berhenti di pom bensin
18.00 Sampai di Saloka (makan malam)
20.00 Istirahat
Riding day 2 18/11/2025
Salatiga – Pekalongan – Tegal – Cirebon 135 KM
07.00 Start
07.30 Menuju SPBU
08.00 Gas Station – Pekalongan
11.30 – 13.00 ISHOMA
13.00 Pekalongan – Tegal
14.30 -15.30 Coffee break
15.30 Menuju Cirebon
19.00 Sambutan dan makan malam di Kasepuhan Cirebon
21.00 Istirahat
Riding day 3 – 19/11/2025
06.00-08.00 Sarapan
08.00 Briefing dan menuju gas station
08.30 Menuju Keraton Sumedang 90 KM
10.00-11.30 Keraton Sumedang
11.30 Sumedang – Club house BBMC
13.00 Finish di Club House BBMC
Penutupan Culture Ride Kirab Pataka
Artikel ini dihadirkan untuk menyambut Anniversary nya BBMC ke 37 yang puncak acaranya akan digelar di Bandung pada Sabtu, 22 November 2025!
Brotherhood Forever Forever Brotherhood!
Dirgahayu BBMC Indonesia!
Semoga persaudaraan dan kesetiaan Bro and Sist terus terjaga dan selalu menjadi bagian dari keluarga besar BBMC yang solid dan kompak!
#BBMC #BikersBrotherhood #Anniversary37 #Persaudaraan #Kesetiaan

